Skip to main content

Keliling Jakarta eps 9 - Subway Pertama di Indonesia


Arsip Instagram 23-28 April 2019

Pembuka

30 hari lalu, kereta masal dalam kota, utk pertama kalinya, diresmikan di Jakarta. Bermula dari groundbreaking pada 2013, MRT Jakarta akhirnya rampung. Perjalanan 6 tahun pembangunan dan lebih dari 20 tahun perancangan mungkin tidaklah sebentar dan mudah. Banyak hal terjadi pada waktu itu. Mulai dari mesin bor Antareja dan Antasena yg membanggakan; pemilik lahan yg keukeuh tidak ingin dibebaskan tanahnya sampai Kementerian ATR / BPN (Badan Pertanahan Nasional ya, bukan yg itu) turun tangan; hingga protes karena macet akibat pembangunan MRT.

Tapi semua itu sudah berlalu. Sekarang warga Jakarta dapat bersenang hati karena transportasi modern sudah hadir di kotanya, setelah bertumpu pada bus, angkot, dan bemo (ya transportasi ini masih ada) selama puluhan tahun. Jakarta akhirnya bisa mengejar kota-kota tetangga. Tak usah kita bandingkan dgn Singapura yg kelewat maju, dgn Bangkok dan Manila saja kita masih tertinggal. Hari itu menjadi awal Jakarta bisa sejajar dgn kota-kota tersebut dan memulai babak awal sebagai kota maju.

Lantas di balik semua itu, apa dampak MRT terhadap penduduk Jakarta dan sekitarnya? Apa MRT hanya menjadi formalitas dan ajang keren-kerenan saja? Atau hanya menjadi tempat 'piknik' di akhir pekan? Lalu bagaimana melihat MRT dari sisi perkotaan? Benarkah promosi MRT Jakarta yg digadang-gadang akan mengatasi macet 2019? Simak pada bacaan berikut!

Fisik

Mari kita mulai dari yg mudah: fisiknya. MRT yg baru jadi ini membentang sepanjang 16 km dari Lebak Bulus, Jaksel sampai Bundaran HI, Jakpus. Terdiri dari 12 stasiun. Dari Lebak Bulus hingga St ASEAN (awalnya bernama Sisingamangaraja) berupa jalur layang, kemudian masuk ke bawah tanah dari St Senayan hingga Bundaran HI. MRT ini berada di jalur strategis karena berada di pusat bisnis Jakarta (CBD). Di Lebak Bulus, kalian bisa melihat depo MRT yg dulunya stadion Persija.

Kereta MRT dinamakan Ratangga (kebiasaan org Indo apa-apa dinamain) yg artinya kereta perang dlm bhs Jawa. Satu rangkaian terdiri dari 6 gerbong, tiap gerbong berkapasitas 332 org. MRT menggunakan listrik aliran atas utk sumber energi, spt KRL. Lebar rel MRT ialah 1.067 mm, lebar rel yg umum dipakai di Indonesia. Alasan tidak pakai yg standar di dunia (1.435 mm) krn mengikuti kereta Jepang dan agar keretanya bisa pindah-pindah ke jalur KRL.

Antara kereta MRT berjarak 5-10 menit (headway), dgn waktu tempuh maksimum Lb. Bulus-Bundaran HI 30 menit. Tarif MRT berkisar antara 3.000-14.000, tergantung jaraknya. Sedikit lebih mahal dari Commuter Line. Pembayaran bisa menggunakan kartu e-money bank atau single trip.

Stasiun MRT umumnya memiliki 3 lantai, baik yg layang maupun bawah tanah. Di lantai 1 ada tangga (berjalan) dan lift dari trotoar menuju stasiun. Lantai 2 ada loket, gerbang tap, toilet, mushala dan pertokoan. Lantai 3 ada peron utk naik ke Ratangga. Tiap peron dibatasi pintu kaca (platform screen door) sehingga org tdk terjatuh ke jalur MRT.

Perjalanan dgn MRT cukup halus. MRT memiliki akselerasi (percepatan) tinggi, namun tetap tenang di dalam kereta. Begitu juga saat mengerem. Akselerasi yg tinggi membuat perjalanan dgn MRT terasa cepat sekali.

Mungkin yg bisa dikritik ialah peletakan eskalator yg seragam di beberapa stasiun, sehingga penumpang menumpuk di ujung kereta sedangkan ujung yg lain sepi. Misal eskalator di St Bundaran HI dan Dukuh Atas berada di tangga selatan. Hal ini membuat penumpang menumpuk di gerbong selatan, sedangkan gerbong utara sepi.

Integrasi

Bagaimana cara mencapai stasiun MRT? Mungkin kalian bisa naik mobil/motor lalu parkir di sekitar stasiun. Cara ini disebut park n ride (parkir lalu naik). Kalian bisa cari tempat parkir di sekitar MRT di Instagram @mrtjkt. Kalau belum punya SIM, bisa juga naik ojol.

Namun tetap, cara terbaik dgn naik transportasi umum juga, krn bisa mengurangi kemacetan dan polusi sejak dari kota asal. Ini menjadi tugas bus dan angkot utk menjadi angkutan pengumpan (feeder). Transjakarta (TJ) sdh membuka rute ke Lebak Bulus dari kota penyangga. Di antaranya bus RoyalTrans (bus premium) D31 Cinere-Kuningan dan MetroTrans D21 Term. Jatijajar - Lb. Bulus. Namun krn Pemkot Depok belum setuju dgn rute D21, rute diperpendek sampai Halte UI. Selain TJ, tersedia juga angkot 106 dr Parung dan JAK3 dr Pd. Labu.

Skrng pertanyaannya kalo udah sampai, trus naik apa? Karena tdk selalu tujuan kita dekat MRT kan. Kalian bisa meneruskan naik TJ di St Bundaran HI yg sudah terhubung dgn halte TJ. Namun siapkan tenaga lebih karena tangganya cukup tinggi. Kalau gak mau capek naik ke trotoar naik eskalator lalu menyebrang di pelican crossing. Bagi yg mau gratisan, bisa naik GR1 (Senayan - Harmoni) atau bus tingkat di trotoar dr pintu A/D.

Selain Bund. HI, kalian juga bisa transit di Dukuh Atas. Dukuh Atas menjadi pusat transportasi Jakarta dgn bertemunya CL, TJ, KA Bandara, MRT, dan nanti LRT. Bayangkan semrawutnya Dukuh Atas bila tdk ditata. Utk itu terowongan Jl. Blora ditutup dan dijadikan jalur pedestrian. Sehingga penumpang mudah berpindah antara CL, MRT, dan KA Bandara. TJ juga membuat 4 rute baru (DA1-4) dr sini ke Menteng, Tn. Abang, Kuningan, dan Kota.

Satu yg blm dibuat ialah integrasi St ASEAN dgn halte TJ CSW. Msh ingat dgn post TJ koridor 13? Halte CSW persis di atas jalur MRT dan berada sgt tinggi, shg blm beroperasi. Saat ini sdh ada dibuat sayembara desain utk menghubungkan St ASEAN dan CSW. Jgn sampai halte CSW menjadi monumen gagalnya integrasi moda di jakarta.

Integrasi bukan hanya utk transportasi lain, tetapi juga utk gedung2 di sekitar. Contohnya St Blok M sdh terhubung dgn Plaza Blok M. Ini menjadi berkah tersendiri bagi Plaza Blok M yg hampir mati menjadi hidup kembali.

Integrasi begitu penting utk memudahkan org berpindah antarmoda transportasi, karena transportasi umum seharusnya saling melengkapi, bukan berdiri sendiri. Integrasi menjadi kunci keberhasilan transportasi umum, terutama utk org Indonesia yg males jalan dan gak mau ribet.

Aksesibilitas

Jakarta sedang belajar menjadi kota yg inklusif. Inklusif lawan kata dari eksklusif. Jika eksklusif artinya layanan utk org tertentu saja, inklusif artinya layanan utk semua org, tanpa memilih-milih.

Gerakan inklusif ini juga diterapkan di MRT. Layanan MRT dapat diakses oleh semua orang, baik yg normal, difabel, lansia, bahkan bayi yg masih di kereta dorong. Walaupun stasiun MRT berada di tempat yg tinggi atau di tanah yg dalam, hampir semua stasiun memiliki lift (bbrp masih pembangunan) yg membantu lansia, pengguna kursi roda dan kereta bayi mencapai peron. Lift ini bertombol rendah yg sesuai dgn pengguna kursi roda. Jarak antara kereta dan peron juga sangat dekat, jadi gak usah khawatir terjatuh atau memegangi anak saat 'melompati' celah peron.

Penyandang tuna netra ikut dilayani oleh adanya ubin pemandu tuna netra (tactile block). Mungkin kalian sering melihatnya di trotoar baru berupa blok kuning dgn tonjolan bulat atau lonjong. Itu bukan hiasan loh. Jika kalian pecinta estetis dan tidak ingin adanya lantai kuning pengganggu pemandangan, MRT telah menyiasatinya dgn mengubah warnanya menjadi senada dgn lantai di sekelilingnya. Tactile block ini juga tidak berada di seluruh tempat, hanya yg mengantarkan ke lift dan gerbong 3 dan 4 yg memiliki banyak tempat duduk prioritas.

Mengenai tempat duduk, MRT juga menyediakan tempat duduk prioritas di setiap gerbong seperti Commuter Line. Kursi prioritas berwarna ungu (kursi biasa biru) dan pegangan tangan di depannya berwarna kuning. Gerbong tengah (3 dan 4) memiliki lebih banyak kursi prioritas karena lebih dekat dgn lift.

Bagi kalian yg normal dan merasa capek naik tangga tinggi, kalian bisa naik eskalator. Namun kalian harus pintar-pintar mencarinya karena tdk semua tangga memiliki eskalator. Beberapa stasiun juga hanya menyediakan eskalator naik, jadi yg turun harus menggunakan tangga. Di setiap stasiun disediakan denah stasiun serta peta jalan/lingkungan di sekitar stasiun utk memudahkan penumpang bergerak di dalam maupun luar stasiun.

Budaya

Selain aspek fisik dan teknis, MRT dapat dilihat dari aspek sosialnya. MRT membentuk budaya baru bagi warga Jakarta. Mengantri salah satunya. Sesaat sebelum kereta datang, penumpang berbaris di samping pintu peron utk memberi ruang bagi yg keluar kereta. Di lantai sdh tercetak pola yg menentukan di mana harus berbaris. Budaya penggunaan eskalator juga dikenalkan, yaitu sebelah kiri utk yg diam dan sebelah kanan utk yg berjalan. Hampir semua penumpang sdh menerapkan kedua hal tsb. Senang rasanya, Jakarta yg dikenal 'keras' dan main serobot, bisa dibentuk perilakunya menjadi lebih manusiawi.

 
Budaya disiplin ikut dibawa oleh MRT. Semua kereta MRT berangkat tepat waktu. Jadwal kereta diumumkan dgn menampilkan jam keberangkatan, tidak seperti Commuter Line yg menampilkan posisi kereta. Di sampingnya ada jam sehingga kita bisa tahu berapa lama lagi kereta tiba. Masih ingat kereta Jepang yg terlambat sehingga masinisnya meminta maaf dan memberi surat keterangan terlambat? Ya kita sedang menuju ke sana.

MRT juga mengenalkan cara baru dalam bermobilisasi, bahwa ada loh moda transportasi yg nyaman sekaligus sangat cepat. Yg biasanya menghabiskan waktu berjam-jam di jalan, sekarang bisa dihabiskan dlm waktu menitan. Tidak perlu juga panas-panasan naik motor/ojol demi cepat sampai, kita bisa naik MRT yg saat ini cukup dingin. MRT berusaha mengubah budaya bertransportasi dari yg menggunakan kendaraan pribadi menjadi transportasi umum.

Namun tidak semua siap dgn perubahan itu. Saat MRT dibuka, masyarakat masih mengalami culture shock, sehingga beberapa ada yg menggelar 'piknik' dan membuang sampah sembarangan. Netizen pun ikutan kaget melihat hal itu, sehingga hujat-menghujat pun terjadi. Mungkin mereka blm tahu bagaimana 'budaya' menggunakan transportasi umum. Utk itu, sudah dibuat larangan duduk di lantai stasiun. Namun sebulan berlalu, saya sdh bisa melihat perubahan pada warga Jakarta. Tinggal diterapkan di kehidupan sehari-hari ya.

Simpulan

Sekarang utk pertanyaan terakhir. Apakah benar MRT dapat mengatasi kemacetan seperti yg ditulis di papan iklan? Jawabannya iya, setidaknya utk Jl. Fatmawati, Panglima Polim, hingga Sudirman dan MH Thamrin. Hal ini dgn syarat org2 yg naik mobil dan motor beralih naik MRT. Bayangkan 1 gerbong bisa memuat 320 org, jika mereka naik mobil dan 1 mobil 4 org, maka akan ada 80 mobil. Jika 1 mobil 4 meter, maka antriannya sepanjang 320 m. Bayangkan 80 mobil sepanjang 320 m dapat digantikan oleh 1 gerbong MRT sepanjang 20 m! Hal ini jelas MRT dapat mengurangi kemacetan dgn mengurangi jumlah kendaraan di jalan.

Selain mengurangi kemacetan, MRT juga mampu mengurangi polusi udara, karena MRT menggunakan tenaga listrik yg tanpa polusi. FYI, sumber polusi udara terbesar di perkotaan itu dari kendaraan bermotor.

Sumber bikecitizens.net 

Selain mempromosikan dpt mengurangi kemacetan, MRT Jakarta juga menggunakan tagar #UbahJakarta. Apa yg mereka ubah? Utamanya ialah cara kita bertransportasi, bagaimana MRT bisa membuat kita lebih cepat sampai tujuan dan mengatasi kemacetan yg sudah akut di Jakarta. MRT adalah puncak dari revolusi transportasi yg dimulai sejak modernisasi Commuter Line awal dekade ini, revitalisasi Transjakarta, dan sekarang MRT.

Lebih dari itu, MRT membawa budaya baru yg sdh dijelaskan pd post sebelumnya. MRT menjadi agent of change dlm membawa budaya baik ke Jakarta. Selain itu, MRT membawa infrastruktur yg membuat Jakarta sejajar dgn kota-kota di dunia dan selangkah menuju kota yg maju dan cerdas. Sekarang giliran masyarakatnya utk menerimanya, menjaganya dan yg paling penting, menggunakannya.

Sumber Twitter 

MRT rencananya akan diperpanjang hingga Jakarta Kota. Setelah itu akan dibangun rute barat-timur dari Kalideres, Jakbar, hingga Ujung Menteng, Jaktim. Kemudian akan diperpanjang hingga Tangerang dan Cikarang.

"Negara maju bukanlah tempat orang-orang miskin memiliki mobil. Negara maju adalah tempat orang-orang kaya menggunakan transportasi umum."
-Mantan Walikota Bogota-












MRT Jakarta saat masih angan-angan
(dari koran 10 Agustus 2015)

Comments

Popular posts from this blog

Bintang Neutron di Nidavellir (Avengers: Infinity War)

Arsip Instagram 19 Mei 2018 Sumber marvel-cinematic-universe-guide.fandom.com Sudah nonton Avengers: Infinity War? Masih ingat adegan di atas? Ya itu adalah adegan ketika Thor mendapat Stormbreaker, palu barunya, di Nidavellir. Nidavellir sendiri merupakan sebuah kota yg penduduknya bekerja sebagai pandai besi. Penduduknya disebut Kurcaci (Dwarf). Ada satu hal yg menarik mengenai Nidavellir, yaitu sumber energi untuk melelehkan besi-besi tersebut: sebuah bintang neutron. Bintang neutron (atau neutron star) sendiri adalah jasad bintang yg mati melalui proses supernova. Ketika bintang kehabisan bahan bakar, pembangkit energi (fusi nuklir) dalam bintang berhenti. Saat tidak ada lagi energi yg menahan bintang, gravitasi menguasai dan meruntuhkan bintang. Saking besarnya gravitasi, elektron dan proton pd bintang bersatu dan membentuk neutron. Sebab itu disebut bintang neutron. Pd keadaan ini, gravitasi ditahan oleh 'tekanan neutron terdegenerasi'. Namun bukan berarti fus...

2020, Glass Plague & 2021, Period of Isolation

  You are at a coast, standing alone while staring the vast ocean. The sound of wave, cold breeze, and moon light accompany your present there. Something flying by catches your eyes. A sheet of fabric is being blown by the dawn wind, until it lands beside you. It is a mask. It has been a long time, huh? For the pandemic affecting all side of your life. You begin to recall the moment you were starting that year. How excited you were to do everything you want to do. Plan and dream were created for that year and beyond. You pushed your interest to be explored and developed. You were fascinated of what the new land had and offered to you. It went so well. Until, the first news arrived. "A new flu-like disease emerge in a city in the Far East" At first, you and other people overlooked it. Diseases come and go in the news every year. Humanity has advanced a lot since the history of pandemic. Sanitation, vaccines, antibiotics, modern medical technology, and a better understanding of...

Tol Trans Jawa, penerus Jalan Raya Pos

Arsip Instagram 26 Desember 2018 Sumber Kompasiana Sumber liputan6.com  210 tahun yang lalu, Gubernur Hindia Belanda membangun jalan raya yang menghubungkan ujung barat hingga timur Pulau Jawa. Jalan sepanjang 1000 km ini cukup fantastis karena dibuat hanya dalam waktu setahun dengan biaya yang minim. Jalan itu dikenal sebagai Jalan Raya Pos. Selama lebih dari dua abad jalan tersebut dipakai oleh penduduk Pulau Jawa. Bahkan saat study tour bulan April kemarin, kita masih menggunakan jalan yang tujuan awalnya untuk menahan serangan Bangsa Inggris. Namun hal tsb berubah pada bulan ini. Sumber Tagar News dan Wikipedia Hari Kamis kemarin, Presiden Jokowi meresmikan 7 ruas jalan tol yang melengkapi Tol Trans Jawa. Hal itu menandakan rampung sudah Jalan Tol Trans Jawa yang membentang dari Merak hingga Pasuruan. Jakarta, Semarang, dan Surabaya sudah terhubung oleh jalan tol. Dampaknya mobilitas barang dan manusia menjadi lancar dan efisien. Ekonomi tumbuh akibat perkembangan...