Arsip Instagram 25-28 Desember 2017
Trotoar
Trotoar bukan cuman tempat buat jalan, tapi bisa jadi tempat nongkrong yang asik!!Banyak yang mengira bahwa trotoar itu cuman buat tempat jalan pedestrian (= pejalan kaki). Titik. Gak lebih. Tidak boleh ada apapun di atas trotoar, baik kendaraan, dagangan, bahkan pohon pun tidak boleh. Nah itulah yang membuat orang malas berjalan kaki. Daripada jalan kaki capek, bosen mendingan naik motor trus langsung gas. Padahal jika trotoar ditata dengan rapih, ternyata asik loh jalan di trotoar! Hal inilah yang saya rasakan di Bandung. Trotoarnya lebar-lebar, sekitar 4 meter. Walaupun begitu, kita harus berbagi dengan pohon-pohon. Tapi it's okelah, toh trotoarnya lebar. Lagipula pohon di sini telah ditata menjadi sejajar (segaris) dengan pohon lainnya, jadi kita gak perlu geser kanan kiri ketika berjalan. Pohon juga merindangkan dan menyejukkan udara.
Foto di atas juga mematahkan asumsi bahwa trotoar hanya untuk berjalan saja. Di Kota Bandung, trotoar diberi kursi-kursi bahkan bersama mejanya. Sehingga anak muda biasanya nongkrong di sini, daripada di kafe mahal? Tak perlu khawatir sempit saat berjalan, sisa ruangnya masih lebar. Di foto ketiga kita bisa lihat pedagang PKL yang berjualan di sini. Kali ini, saya tidak setuju bahwa mereka harus diusir. PKL malah menambah daya tarik untuk berjalan di trotoar dan membuat trotoar semakin 'ramai'. "Nanti trotoarnya sempit dong?" Gak kok, selama trotoarnya lebar dan pedagang PKL nya 'tau diri', kita masih bisa jalan kok. Jadi kapan mau jalan-jalan (kaki) di Bandung? Jangan naik mobil mulu... Hehehe
📍Jl. Ir. H. Djuanda, Dago, Kota Bandung
Teras Cihampelas
Teras Cihampelas, kayak pernah denger, tapi apa ya?Teras Cihampelas adalah sebuah 'skywalk' atau jalur pedestrian di atas Jalan Cihampelas. Ya benar-benar di atasnya. Jalur pedestrian ini dibuat memanjang sepanjang Jl. Cihampelas, dengan panjang sekitar 450 m. Awalnya Teras Cihampelas dibuat untuk mengurangi kemacetan di Jl. Cihampelas karena PKL dan pengunjung yang membludak. Alhasil, Walikota Bandung, Ridwan Kamil, memiliki ide untuk membuat jalur pedestrian dan PKL di atas, terpisah dengan jalur kendaraan. Proyek ini baru rampung tahun 2017 ini, jadi termasuk baru. Konsep Teras Cihampelas mirip dengan High Line di New York, AS.
Teras Cihampelas dibagi atas 12 teras. Tiap teras dihubungkan dengan tangga yang dilengkapi ramp jalur disabilitas. Di sini bukan hanya tempat jalan atau selfie doang, tapi jadi tempat wisata kuliner dan belanja. Bagi yang nyari souvenir atau oleh-oleh, atau sekedar nyari makan dan tempat jalan, Teras Cihampelas bisa jadi pilihan. Sayang saya ke sana sekitar jam 10, sehingga banyak toko yang tutup dan tidak terlalu ramai. Jangan khawatir jauh dari fasilitas umum seperti toilet dan musholla, Teras ini dilengkapi dengan toilet (+ disabilitas) dan musholla di beberapa teras. Bahkan di sini disediakan tempat charge HP gratis, seperti di gambar keenam. Bagi pengunjung yang tidak kuat naik tangga atau capek, bisa menggunakan lift di sekitar depan Fave Hotel (dan yang penting berfungsi, gak kayak di mana ya). Di sini juga banyak disediakan kursi-kursi untuk duduk. Jadi kalau kalian bosen di Bandung ke Mall mulu atau para awéwé anu mau jalan-jalan nu antiménstrim, cobalah jalan-jalan ke sini. Fasilitas dan yang dijual sama, tapi dengan suasana yang berbeda!
Nb: Teras Cihampelas memenangi juara 3 destinasi wisata terpopuler se-Indonesia. Satu-satunya wisata kota yang menjadi juara.
📍Teras Cihampelas, Jl. Cihampelas, Bandung
Bandung Planning Gallery
Ingin melihat bagaimana Bandung di masa lalu sekaligus di masa depan? Coba kunjungi Bandung Planning Gallery. Terletak di Jl. Aceh, di samping Taman Sejarah, Bandung Planning Gallery (BPG) memproyeksikan kondisi Bandung pada zaman baheula dan perkembangannya hingga masa depan.Di sini kita akan melihat banyak maket-maket pembangunan yang ada di Bandung. Ada juga maket Jl. Asia Afrika beserta Masjid Raya dan Alun-alun dan miniatur Kota Bandung lengkap dengan landmark-landmark nya. Di sini juga dijelaskan perencanaan dan program-program di masa mendatang. Beberapa di antaranya adalah TOD, cable car, serta Monorel di Bandung. Nantinya di Bandung akan ada cable car (semacam kereta gantung), seperti di TMII dan Ancol. Bayangkan melihat pemandangan Kota Bandung dari ketinggian... Selain itu di Bandung juga akan dibuat Monorel dan BRT (semacam Transjakarta) bernama "Trans Metro Bandung". Beberapa rute TMB sudah beroperasi, namun tidak memiliki jalur sendiri seperti Transjakarta. Pemerintah Kota Bandung juga berencana membangun "Teknopolis", semacam kawasan terpadu dengan teknologi tinggi. Teknopolis ini rencananya akan dibangun di kawasan Gedebage.
'Galeri' ini buka dari jam 9 hingga jam 4 sore. Jangan khawatir, masuk sini tidak dipungut biaya kok. Bagi pengunjung yang akan datang, disarankan mengunduh aplikasi BPG di Play Store. Tidak seperti museum biasa yang berisik karena penuh dengan suara-suara 'mesin' interaktif, di BPG kita bisa mendengarkan penjelasannya di Smartphone masing-masing. Cukup scan barcode pada layar interaktif dari aplikasi, maka kita bisa mendapat informasi tanpa berisik-berisik. (Sayang, walaupun udah download, tapi saya gak sempet coba). Bagi yang mau nyoba VR ada juga loh di sini (sama, saya juga gak sempet coba). Jika kalian mau memberi saran atau harapan terhadap Kota Bandung, kalian bisa menulis pesan di Post-it lalu ditempelkan di kubah Post-it.
Terus saya mikir. Kenapa ya di Depok, atau di Jakarta deh yang kota besar, gak ada yang kayak begini. Padahal di sini kita bisa lihat, 'mau dijadikan apa' kota ini. Ini juga menjadi salah satu bentuk transparansi pemerintah di sektor perencanaan kota dan pembangunan. Karena transparansi bukan hanya soal anggaran dan keuangan kan?
📍Bandung Planning Gallery, Jl. Aceh, samping Taman Sejarah, belakang Balai Kota, Bandung
Simak kelanjutan mengenai Kota Bandung di Review Kota 2 - Bandung, Kota Ideal
Comments
Post a Comment