Skip to main content

Tol Trans Jawa, penerus Jalan Raya Pos


Arsip Instagram 26 Desember 2018

Sumber Kompasiana
Sumber liputan6.com 

210 tahun yang lalu, Gubernur Hindia Belanda membangun jalan raya yang menghubungkan ujung barat hingga timur Pulau Jawa. Jalan sepanjang 1000 km ini cukup fantastis karena dibuat hanya dalam waktu setahun dengan biaya yang minim. Jalan itu dikenal sebagai Jalan Raya Pos. Selama lebih dari dua abad jalan tersebut dipakai oleh penduduk Pulau Jawa. Bahkan saat study tour bulan April kemarin, kita masih menggunakan jalan yang tujuan awalnya untuk menahan serangan Bangsa Inggris. Namun hal tsb berubah pada bulan ini.
Sumber Tagar News dan Wikipedia

Hari Kamis kemarin, Presiden Jokowi meresmikan 7 ruas jalan tol yang melengkapi Tol Trans Jawa. Hal itu menandakan rampung sudah Jalan Tol Trans Jawa yang membentang dari Merak hingga Pasuruan. Jakarta, Semarang, dan Surabaya sudah terhubung oleh jalan tol. Dampaknya mobilitas barang dan manusia menjadi lancar dan efisien. Ekonomi tumbuh akibat perkembangan industri, properti, dan pariwisata. Bagi kita, jalan tol membuat kita cepat sampai tujuan

Sumber detik.com
Sumber harianterbit.com 

Namun dibalik kesuksesan Tol Trans Jawa, ada masyarakat yang merasa khawatir. Salah satu film kartun telah menggambarkan situasi ini. Mari kita dengar ceritanya:

Radiator Spring adalah sebuah kota kecil di Rute 66. Kota ini terkenal sebagai tempat beristirahat bagi para mobil. Di sana juga terdapat tempat wisata dengan pemandangan yang indah. Alhasil kota ini menjadi ramai dan masyarakat hidup makmur. Sampai 40 tahun lalu Jalan Tol Antar Negara Bagian dibangun sejajar dengan Rute 66. Awalnya warga setempat antusias dgn adanya jalan tol. Namun begitu tol dibuka, Radiator Spring yg awalnya ramai menjadi sepi. Tidak ada yg berkunjung ke sana, karena para mobil berlalu begitu saja di jalan tol. Kota ini bahkan dihapus dari peta. Banyak dari penduduknya yg pindah karena bangkrut, tapi beberapa masih bertahan. Kota ini terancam mati.

Kisah dalam film Cars itu mengingatkan kita pada kota-kota kecil di sepanjang Jalan Pantura. Cepat atau lambat, Indramayu, Brebes, Pekalongan, Pati, dan Rembang akan bernasib sama dengan Radiator Spring. Dan bagaimana nasib Pringsewu dan Kurnia Jatim yg menjadi langganan saat study tour?

Pedagang telor asin di Brebes sudah mulai mengalaminya. Sejak tol Brexit dibuka, keuntungan mereka sudah mengalami penurunan. Sebagian akhirnya berpindah berjualan di Rest Area. Namun tidak semua mendapat tempat. Beberapa ada yg menyiasati dengan menjual telor asin untuk acara-acara spt pernikahan.

Di setiap pembangunan, pasti ada yg berkorban. Pemerintah beserta pedagang hrs berpikir inovatif agar tidak merugi dan kotanya tetap hidup. Apalagi di era digital ini, peluang menjd sgt luas. Pembangunan seharusnya memberi manfaat, bukan masalah.

Selamat berlibur dan menikmati tol baru. Jika kalian lelah, jgn lupa keluar tol sejenak dan mampir ke kota di sana!

Comments

Popular posts from this blog

Bintang Neutron di Nidavellir (Avengers: Infinity War)

Arsip Instagram 19 Mei 2018 Sumber marvel-cinematic-universe-guide.fandom.com Sudah nonton Avengers: Infinity War? Masih ingat adegan di atas? Ya itu adalah adegan ketika Thor mendapat Stormbreaker, palu barunya, di Nidavellir. Nidavellir sendiri merupakan sebuah kota yg penduduknya bekerja sebagai pandai besi. Penduduknya disebut Kurcaci (Dwarf). Ada satu hal yg menarik mengenai Nidavellir, yaitu sumber energi untuk melelehkan besi-besi tersebut: sebuah bintang neutron. Bintang neutron (atau neutron star) sendiri adalah jasad bintang yg mati melalui proses supernova. Ketika bintang kehabisan bahan bakar, pembangkit energi (fusi nuklir) dalam bintang berhenti. Saat tidak ada lagi energi yg menahan bintang, gravitasi menguasai dan meruntuhkan bintang. Saking besarnya gravitasi, elektron dan proton pd bintang bersatu dan membentuk neutron. Sebab itu disebut bintang neutron. Pd keadaan ini, gravitasi ditahan oleh 'tekanan neutron terdegenerasi'. Namun bukan berarti fus...

Jalan-jalan di Bandung

Arsip Instagram 25-28 Desember 2017 Trotoar Trotoar bukan cuman tempat buat jalan, tapi bisa jadi tempat nongkrong yang asik!! Banyak yang mengira bahwa trotoar itu cuman buat tempat jalan pedestrian (= pejalan kaki). Titik. Gak lebih. Tidak boleh ada apapun di atas trotoar, baik kendaraan, dagangan, bahkan pohon pun tidak boleh. Nah itulah yang membuat orang malas berjalan kaki. Daripada jalan kaki capek, bosen mendingan naik motor trus langsung gas. Padahal jika trotoar ditata dengan rapih, ternyata asik loh jalan di trotoar! Hal inilah yang saya rasakan di Bandung. Trotoarnya lebar-lebar, sekitar 4 meter. Walaupun begitu, kita harus berbagi dengan pohon-pohon. Tapi it's okelah, toh trotoarnya lebar. Lagipula pohon di sini telah ditata menjadi sejajar (segaris) dengan pohon lainnya, jadi kita gak perlu geser kanan kiri ketika berjalan. Pohon juga merindangkan dan menyejukkan udara. Foto di atas juga mematahkan asumsi bahwa trotoar hanya untuk berjalan saja. Di Kota...

Hakikat Pemilu dan Wakil Rakyat

Arsip Instagram 15 April 2019 Sumber aktual.com Selain presiden, lusa nanti kita juga akan melihat kertas ini dan memilih anggota legislatif yg sama pentingnya dgn presiden. Legislatif, atau parlemen, merupakan bentuk penerapan demokrasi yg dianut Indonesia. Sbg negara demokrasi dan republik, rakyat memegang kekuasaan tertinggi di Indonesia. Tapi kenapa kita sbg rakyat tidak merasa sebagai pemimpin? Ternyata kepemimpinan kita 'diwakili' oleh sebagian kecil rakyat yg kita sebut sebagai anggota legislatif. Karena itu mereka terkenal dgn sebutan 'wakil rakyat'. Hubungan antara rakyat dan wakil rakyat tidak seperti ketua dan wakilnya. Berikut ilustrasinya. Sebuah lembaga akan membuat seminar dgn mengundang sekolah2. Karena keterbatasan tempat, tidak semua siswa dapat ikut seminar tsb. Dipilihlah 20 org yg akan mewakili sekolah tsb. Diharapkan dgn ikutnya 20 org ini, seolah-olah seluruh siswa telah ikut seminar. 20 org ini akan menyampaikan isi seminar kepada teman2nya...