Arsip Instagram 4-13 Mei 2018
Jalan Malioboro
Entah lagi males atau cuman dikasih waktu sejam buat 'observasi', jadi singkat aja ya.Jalan Malioboro, Orchard Road nya Yogyakarta, yg ngebedain ini ada kearifan lokal nya.
Suasana Jl. Malioboro saat malam hari. Jl. Malioboro merupakan satu dari sedikit jalan di Indonesia yg trotoarnya lebar dan jalan kendaraannya kecil. Dan di sini walaupun ada PKL, tapi tetap rapi, tertib dan tidak membludak seperti di Kota Tua Jkt. Mudah-mudahan jalan2 lain mengikuti, terutama di daerah wisata di mana banyak pejalan kaki.
Walaupun sudah banyak bangunan2 baru seperti mal, di sini kita masih bisa melihat beberapa bangunan kuno. Dua diantaranya gedung Jogja Library Center dan Apotek Kimia Farma. Jalan ini juga menjadi tempat kantor gubernur DIY dan DPRD
Bagi yang udah bosen jalan2 pake becak atau delman, coba pakai sepeda. Lalu parkirkan di salah satu rak sepeda di sepanjang Jl. Malioboro. Terlihat ada beberapa sepeda terparkir di sana.
Mau ke Malioboro tapi gak ada mobil? Jangan cuman berpikir naik taksi atau ojol, cobain pake Bus Trans Jogja. Ya BRT versi 'uncompleted' ini melewati Malioboro. Sepanjang pengamatan penulis, terdapat 3 halte Trans Jogja di Malioboro. Gak tau itu bayarnya pake apa, rute ke mana, dan dateng tiap brp menit, karena ya waktunya tidak cukup untuk observasi lebih lanjut. Tapi yg membuatnya menarik ialah terdapat perpustakaan mini di dalam halte! Ya itung2 nunggu bus, gabut berfaedah. Mungkin akan lebih baik jika digabung dengan program sumbang buku dan perpustakaan daerah.
Btw, di sini ada yg ke Malioboro cuman ngeluarin duit 2000 buat ke kamar mandi?
📍Jalan Malioboro, Yogyakarta, DIY
Tanjung Benoa & Nusa Dua
Foto oleh Farhan Ramadhan
Kemudian hal itu berubah ketika menteri pariwisata saat itu melihat potensi kawasan ini. Dia mengundang investor untuk membangun Bali selatan. Namun hal ini menimbulkan polemik. Bagaimana jika warga di sana hanya menonton para pengusaha tersebut meraup uang turis? Atau menjadi babu di tanah sendiri? Hal ini ternyata tidak terjadi. Sebagai solusi, warga Bali tidak menjual tanahnya begitu saja, tetapi mereka sewakan kepada pemilik modal. Hingga saat ini pun tanah2 di Tanjung Benoa masih dimiliki warga Bali. Solusi ini menguntungkan semua pihak. Nama Indonesia dan Bali dapat terangkat, investor dapat membangun sekaligus meraup laba, turis mendapat fasilitas bintang lima oleh pengelolaan investor, dan penduduk setempat tetap mendapat uang hasil sewa lahan. Anak penduduk di sana juga diizinkan menjadi pegawai di hotel dan resort di sana.
Saat ini Nusa Dua telah dikenal sebagai kawasan elit di Pulau Bali. Beragam konferensi dan kunjungan tingkat internasional telah dilakukan di Nusa Dua ini, termasuk PBB, Miss World, dan baru2 ini Raja Salman dari Saudi.
Sedangkan Tanjung Benoa menjadi pusat wisata water sport di Bali. Ada parasailing, banana boat, flying fish, snorkeling, scuba diving, penangkaran penyu, dll. Satu catatan, permainan tersebut tidaklah murah, jadi jgn bawa uang pas ya! (Tapi tentunya sudah termasuk asuransi kok)
📍Nusa Dua dan Tanjung Benoa, Kuta Selatan, Kab. Badung, Bali
Puja Mandala
Puja Mandala, simbol toleransi di Bali
Pulau Bali dikenal sebagai Pulau Seribu Pura. Oleh karena itu, pada awalnya di sini hanya ada Pura, tempat ibadah umat Hindu. Seiring waktu, Pulau Bali dijadikan pusat pariwisata (sejarahnya akan dibahas di post selanjutnya). Akibatnya berdatangan banyak pendatang, baik yg permanen maupun yg sementara (wisatawan). Sehingga dibutuhkan tempat ibadah agama lain untuk mengakomodasi mereka. Di sinilah masyarakat Bali menunjukkan keterbukaan dan toleransi nya. Pada thn 90an, dibangunlah pusat tempat ibadah Puja Mandala ini, sebagai simbol toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
"Meskipun kita menuju tempat yang berbeda-beda, kita punya tujuan yang sama"
-Bli Yudha-
📍Puja Mandala, Nusa Dua, Bali
Pantai Pandawa
Sama seperti Tanjung Benoa, Pantai Pandawa juga merupakan lahan tandus dikelilingi batu kapur. Pantai ini awalnya bernama Pantai Melasti dan dijuluki secret beach karena keberadaannya terhalang tebing2 batu kapur. Seseorang (yg saya lupa) melihat potensi dari pantai ini. Akhirnya pemerintah mencoba untuk mengembangkan pantai ini sebagai objek pariwisata. Hal ini juga menimbulkan pro dan kontra. Pihak pro menginginkan nasib masyarakat sekitar berubah seperti yang terjadi di Nusa Dua. Sedangkan yg kontra memiliki dua argumen. Pertama, Pantai Melasti digunakan sebagai tempat salah satu upacara adat. Dikhawatirkan keberadaan turis akan menggangu kesucian pantai ini. Kedua, masyarakat setempat khawatir jika usaha ini tidak berhasil, maka akan terjadi kerugian yg besar. Namun pengembangan tetap dilakukan. Jalan menuju pantai ini dibuka dengan memotong tebing untuk memudahkan akses turis. Pantai yg menghadap selatan ini kemudian dikenal sebagai Pantai Pandawa, karena terdapat patung 5 Pandawa dan Dewi Kunti di salah satu sisi tebingnya. Sejak saat itu Pantai Pandawa ramai dan menjadi salah satu objek wisata di Bali. Sekarang ini, sedang dibangun hotel dan resort di sekitar Pantai Pandawa. Diharapkan di masa mendatang Pantai Pandawa bisa kelasnya dengan Pantai Kuta. Bagi yang ingin mengunjungi pantai ini disarankan untuk memakai sunblock dan membawa topi atau payung, karena cuaca di sini sangat panas dan sinar matahari sangat terik.📍Pantai Pandawa, Bali Selatan, Bali
Garuda Wisnu Kencana (GWK), Culture Park
[Caption silakan dibaca di foto]Tambahan:
Patung Garuda Wisnu Kencana berdiri di wilayah paling tinggi di Bali Selatan. Patung ini memiliki tinggi 120 m, sedikit lebih tinggi dari Patung Liberty AS. GWK terbuat dari campuran 4 logam mulia: emas, perak, tembaga, dan besi. Patung ini akan menjadi maskot baru bagi Bali selain Tanah Lot dan Kuta. Patung ini dibuat oleh I Nyoman Nuarta
Taman ini sudah direncanakan sejak masa Orde Baru, namun karena masalah pendanaan dan investor, sampai saat ini GWK masih belum sepenuhnya rampung. Direncanakan Agustus tahun ini patung GWK selesai dibuat.
📍Garuda Wisnu Kencana, Bali Selatan
Tanah Lot
Tanah Lot merupakan salah satu destinasi wisata populer di Bali. Di sini berdiri sebuah pura di atas batu karang di tengah laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat untuk menyaksikan matahari terbenam. Awalnya kita akan menyaksikan sunset di sana, tapi tak apa, sebagai gantinya kita sunset di Selat Bali.Cerita Tanah Lot bermula saat pendeta Hindu asal Majapahit bernama Dang Hyang Nirartha menyebarkan agama Hindu di Pulau Bali. Saat ia datang ke sebuah desa bernama Beraban, ia ditentang oleh tetua desa tersebut. Akhirnya Nirartha bermeditasi di atas batu karang yg awalnya berada di darat. Dalam meditasi nya ia berhasil memindahkan batu karang tersebut ke tengah laut. Tetua Desa Beraban akhirnya mengakui kesaktian dan menerima ajaran Nirartha. Saat Nirartha akan pergi dari Beraban, ia memberikan sebuah keris kepada tetua desa. Keris itu disimpan di Puri Kediri dan dibawa ke Tanah Lot saat upacara adat.
Berada di tengah laut, Tanah Lot selalu mendapat ancaman abrasi ombak dan erosi angin laut. Oleh sebab itu, pemerintah dibantu Jepang membuat usaha menyelamatkan pura ini. Saat ini sekitar sepertiga dari Tanah Lot yg kita lihat adalah buatan. Walaupun begitu saya tidak terlalu menyadarinya saat ke sana.
Saat air laut surut, kita bisa menyeberang ke pura, namun tidak semua orang boleh masuk ke dalam. Di sana terdapat sumber air suci yg dapat diminum. Ombak di sekitar Tanah Lot cukup besar, sehingga disarankan untuk berhati-hati saat mengunjunginya. Di sekitar Tanah Lot terdapat pura2 lain dan terkadang terdapat penampilan tarian dan musik khas Bali.
Sumber: buku tur, bali-indonesia.com
Nb: numpang foto terakhir sunset di Pantai Jimbaran ya
📍Tanah Lot, Desa Beraban, Kab Tabanan, Bali
Conquest of Paradise
Perjalanan 'menaklukan' tempat wisata terbaik di Indonesia: Yogyakarta, Bali, dan Malang. Meskipun yg lebih ditekankan sekarang adalah Bali. Perjalanan selama 7 hari + 2 jam. Mengunjungi tempat wisata kelas dunia, memecahkan rekor perjalanan terjauh, dan mempelajari budaya Bali yg masih kental dan lestari. Ya walaupun tidak mendapat oleh2 kartu pos, tak apalah. Banyak pengalaman dan ilmu berharga yg bisa dibawa pulang.
Foto oleh Yosua hutagalung
Tapi selain mengunjungi tempat wisata di Bali ada satu hal yg kita lupakan: perjalanan itu sendiri. Tanpa kita sadari, kita telah berjalan dari (hampir) ujung barat ke timur Jawa, dilanjutkan dengan mengelilingi Bali. Perjalanan dua hari, yg dikira akan gabut (jadi harus download 6 film dan bawa 3 buku literasi), ternyata menjadi tidak membosankan. Melewati 2 pulau, 6 provinsi, puluhan kota, dan ratusan desa. Sungguh bukanlah sesuatu yg biasa saja.
Banyak hal yg kita temui di jalan. Semisal perkebunan sayuran di Kebumen dan ladang tebu di Kediri, tumpukan batu bara di PLTU Paiton, sampai kecelakaan truk terbalik. Melewati tol di atas laut, titik 1000 km Jalan Anyer-Panarukan, dan gerbang tol Salatiga yg dijuluki gerbang tol paling cantik. Mengalami sunset dan sunrise berkali2, melintasi zona waktu. Menonton film horor di tengah hutan jati (bus 3 pasti tau). Menyaksikan sunset di atas laut, pemandangan ala Swiss di Batu, hingga indahnya ratusan bintang di langit Bali dari jendela bus. Bagi saya ini juga menjadi pengalaman pertama berkunjung ke pelabuhan dan menaiki kapal. Dan masih banyak lagi.
Melewati puluhan kota. Ada yg ramai seperti Yogya dan Semarang, ada yg luas tapi mayoritas hutan (Situbondo), ada yg terpencil tapi macet (Sragen), ada yg dikira dingin taunya panas juga (Malang). Selain melintasi laut, kita juga ke luar angkasa lho (Bekasi)!
Pantai dan ombak? Itu sudah biasa bagi saya. Tapi melihat semua itu, itulah luar biasa. Semoga bisa kembali berkeliling Jawa sebelum Tol Trans Jawa selesai, agar tidak hanya melihat pemandangan dari pembatas tol, tapi juga melihat kehidupan sebuah kota!
Terima kasih Dipo Tour, Kak El sebagai TL (team leader). Terima kasih Bli Yudha yg telah memberikan pemaparan mengenai Bali, sehingga bisa saya post. Terima kasih teman2 X7, XI7, dan bus 3. Semoga bisa kembali bersama-sama melakukan perjalanan lagi!
"Kalo di jalan itu, usahakan jgn tidur. Nanti kalian akan melewatkan banyak hal di jalan"
-Kak El, TL bus 3-
Berikut kota2 yg dilalui (yg dikurung berarti berhenti):
Depok ➡ Bali
Depok - Bekasi - Tol Jkt–Pejagan - Pejagan - (Jatilawang) - Kebumen - (Yogyakarta) - Solo - Tol Kertosono–Surabaya–Pasuruan - (Probolinggo) - (Situbondo) - Ketapang 🚤 Gilimanuk - Denpasar
Bali ➡ Depok
Denpasar - (Tabanan) - Singaraja - Gilimanuk 🚤 (Ketapang) - Situbondo - (Malang) - (Batu) - Pare - Nganjuk - (Ngawi) - Sragen - Salatiga - Tol Salatiga–Semarang - (Kendal) - Pekalongan - Tol Palimanan–Jkt - Depok
Comments
Post a Comment